Pegasus
Setelah tugasnya selesai, Bellerophon berambisi untuk dapat terbang ke puncak Olympus yang merupakan tempat tinggal para dewa dan dewi. Zeus yang merupakan raja dari para dewa pun menjadi murka dan kemudian memerintahkan serangga untuk menyengat Pegasus yang mengankibatkan Bellerophon terjatuh dari tunggangannya, namun nyawanya berhasil diselamatkan oleh Athena walaupun akhirnya ia harus menjadi buta. Selama sisa hidupnya Bellerophon pun akhirnya menjadi seorang pengembara yang dibenci baik oleh dewa maupun manusia dan sejak saat itu pula ia tidak pernah lagi bertemu dengan Pegasus. Namun semetara itu Pegasus yang telah berhasil mencapai Olympus pun memilih untuk tinggal di Gunung Olympus dan kemudian ia pun ditugaskan untuk membawakan petir untuk Zeus. Ia pun juga ditugaskan untuk dijadikan tunggangan dewi fajar yang bernama Eos. Pada sustu hari Pegasus pun akhirnya menikah dengan Euippe dan memiiki anak sehingga sejak saat itu mulai muncul kuda-kuda terbang yang lainnya. Walaupun pegasus bukan mahluk yang abadi namun sebagai penghormatan atas pelayananya maka Zeus pun menempatkan Pegasus diantara rasi bintang. Selain menurut mitologi Yunani dan Romawi di Nusantara pun juga terdapat mitologi mengenai keberadaan Pegasus atau kuda terbang. Kuda Sembrani adalah hewan mitologi yang diambil dari cerita legenda masyarakat Nusantara yang menggambarkan seekor kuda bersayap yang dapat terbang dan juga sangat berani. Dalam cerita pewayangan, kuda Sembrani adalah kuda tunggangan Batara Wisnu. Sementara menurut hikayat rakyat Jawa, kuda Sembrani merupakan alat transportasi bagi seorang raja, ratu, maupun senopati. Konon menurut cerita alasan mereka bila bepergian selalu menggunakan kuda Sembrani agar dapat dengan mudah dan cepat sampai ke tempat tujuan. Banyak yang berfikir bahwa kuda Sembrani adalah hewan mitologi yang penduduk kita ambil dari kebudayaann Yunani ( Pegasus ), namun meskipun kedua hewan ini sama-sama memiliki sepasang sayap untuk terbang, kuda Sembrani tidak memiliki konotasi dari mitologi Yunani. Daripada disebut seekor Pegasus, sebuah padanan yang lebih tepat untuk kuda Sembrani mungkin adalah Kuda Mistik. Selain itu ternyata di dalam Islam juga terdapat sebuah cerita mengenai mahluk yang menyerupai Pegasus, mahluk ini bernama Buraq. Al-Buraq yang dalam bahasa Arab berarti petir adalah kuda mitologis yang dalam pengambarannya dikisahkan sebagai makhluk dari langit yang dibawa oleh para Nabi. Kisah yang paling sering dikatakan terjadi pada saat abad ke-7, dikatakan pada saat itu bahwa yang membawa Nabi Muhammad dari Mekah ke Yerusalem dan kembali selama Isra dan Mi'raj atau "Night Journey" adalah Buraq. Berdasarkan kisah tersebut, kita dapat mengetahui satu hal yang sama antara Buraq dengan Pegasus, yaitu dalam cara pemberian nama Buraq sendiri. Buraq dalam bahasa Arab diartikan sebagai “Petir” dan ternyata pemberian nama Pegasus sendiri sebenarnya kemungkinan besar berasal dari bahasa Luvian, “Pihassas” yang juga berarti "Petir". Namun sampai sekarang pun keberadaan Pegasus atau kuda terbang tersebut masih merupakan misteri walaupun sudah terdapat beberapa cerita yang mengisahkan tentang keberadaan Pegasus. Akan tetapi masih banyak orang yang meragukan mengenai keberadaan hewan ini, dan mengenai kepercayaan kita mengenai keberadaan Pegasus itu semua tergantung dengan keyakinan kita masing-masing.
Penggambaran Pegasus |
Pegasus Menjadi Tunggangan Para Dewa |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar